(http://www.bubblemakerscuba.com/documents/artikel_dekompresi_100.html)
Penyakit Dekompresi adalah suatu keadaan yang paling harus dihindari oleh setiap penyelam. Secara sederhana dekompresi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan medis dimana akumulasi nitrogen yang terlarut setelah menyelam membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta system syaraf. Akibat dari kondisi tersebut maka timbul gejala yang mirip sekali dengan stroke, dimana akan timbul gejala-gejala seperti mati rasa (numbness), paralysis (kelumpuhan), bahkan kehilangan kesadaran yang bisa menyebabkan meninggal dunia.
Saat kita menyelam, akibat terjadinya peningkatan tekanan,
maka udara yang kita hirup lebih banyak dari biasanya. Seperti kita
ketahui bahwa udara yang kita hirup saat menyelam adalah mayoritas
Oksigen dan Nitrogen. Peningkatan oksigen yang dihirup akan berdampak
positif bagi metabolisme tubuh, namun gas nitrogen tidak digunakan
oleh tubuh kita. Maka akibatnya, gas Nitrogen akan terakumulasi
didalam tubuh penyelam proporsi dengan durasi menyelam dan kedalaman
penyelaman. Dengan kata lain, semakin dalam kita menyelam, semakin
lama kita menyelam, maka akumulasi nitrogen di dalam tubuh penyelam
akan semakin banyak.
Tubuh manusia adalah obat yang paling manjur bagi dirinya
sendiri, tubuh kita memiliki kemampuan menetralisir zat beracun dengan
sendirinya. Begitu pula saat tubuh kita mengalami kelebihan nitrogen
dalam jumlah yang wajar, tubuh kita bisa me-netralisir dengan
sendirinya dalam waktu yang relatif singkat melalui proses respirasi
(pernafasan). Sepanjang kita tidak menyelam terlalu lama dan tidak
terlalu dalam, serta naik perlahan-lahan sehabis menyelam, maka
nitrogen tersebut bukan menjadi masalah.
Masalah terjadi, bila kita naik dengan cepat dari kedalaman
tertentu ke permukaan air. Hal ini akan sama kondisinya dengan botol
bir yang kita kocok lalu kita buka tutupnya. Nitrogen yang sudah
ter-akumulasi didalam cairan tubuh penyelam akan dilepas dalam bentuk
gelembung udara (buih) akibat dari penurunan tekanan secara drastis.
Buih-buih inilah yang akan menyumbat aliran darah maupun sistem syaraf
tubuh manusia. Akibatnya bisa sangat fatal, mirip dengan stroke.
Hukum Fisika yang paling mendasari teori dekompresi adalah Hukum Henry,
dimana hukum tersebut menyebutkan bahwa pada sebuah bejana yang
berisi air dan udara, bila tekanan udara ditingkatkan maka akan
terjadi pelarutan udara kedalam zat cair tersebut proporsi seiring
dengan peningkatan tekanan udara. Saat tekanan dalam bejana tersebut
sudah cukup tinggi, apabila tekanan udara dikurangi secara
perlahan-lahan, maka gas yang terlarut akan dibebaskan secara perlahan
kembali ke udara tanpa membentuk gelembung udara. Lain halnya bila
tekanan tersebut dikurangi secara cepat, maka udara yang terlarut
didalam zat cair akan dibebaskan secara cepat pula, dan membentuk
gelembung udara seperti air mendidih.
Teori lainnya yang mendukung teori dekompresi adalah Hukum Boyle,
yang menyebutkan bahwa semakin tinggi tekanan udara, maka kepadatan
molekul udara akan semakin padat pada volume yang sama. Contoh, jika
dipermukaan air kita ada sebuah balon yang berukuran 1 Liter berisi
satu juta molekul gas, maka pada kedalaman 30 meter, 1 Liter balon gas
tersebut akan akan berisi 4 juta molekul gas. Hal ini berarti bahwa
semakin dalam kita menyelam maka kita menghirup lebih banyak molekul
gas ketimbang saat kita tidak menyelam.
Gejala-gejala dekompresi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu tipe
pain-only yang relatif lebih ringan biasanya menimbulkan rasa sakit di
persendian, sakit kepala, gatal-gatal di kulit. Dekompresi yang lebih
parah biasanya terjadi jika kita melanggar berat aturan durasi dan
kedalaman menyelam atau naik ke permukaan dengan cepat. Dekompresi
type 2 ini gejalanya bisa lebih serius meliputi kelumpuhan, kehilangan
kesadaran (pingsan), mati rasa, bahkan kematian.
Mengkonsumsi alkohol, keletihan, faktor obesitas, usia, dll.
dapat juga meningkatkan resiko dekompresi, namun selama aturan
penyelaman pokok yang meliputi naik perlahan-lahan, batas-batas
kedalaman, dan batas durasi penyelaman tidak kita langgar, maka kecil
sekali kemungkinan menderita dekompresi type 2.
Gejala-gejala Dekompresi biasanya timbul sesaat setelah
menyelam atau tertunda sampai maksimal 48 jam. Gejala dekompresi tidak
mungkin terjadi setelah melewati 48 jam setelah diving atau setelah
naik pesawat, karena dalam waktu sekian lama tubuh sudah menetralisir
akumulasi nitrogen akibat menyelam. Dekompresi bukan penyakit menular,
dekompresi bukan penyakit menahun, dan teori ini tidak akan pernah
berubah.
Nitrogen didalam tubuh kita sehabis menyelam secara umum akan
dinetralisir secara sempurna dalam waktu 12 - 24 jam tergantung
profil menyelam kita. Bila didalam tubuh kita masih ada akumulasi
nitrogen, lalu kita naik pesawat terbang, maka dekompresi masih bisa
terjadi akibat perbedaan tekanan udara di permukaan laut dan di
ketinggian jelajah pesawat terbang. Oleh sebab itu tunggulah sedikitnya
18 jam sehabis menyelam sebelum naik pesawat terbang.
Pada penyelaman normal, secara umum akumulasi nitrogen sudah
dinetralisir secara sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam sehabis
menyelam. Keadaan tertentu mungkin membutuhkan waktu sampai 48 jam. Jika
anda sudah naik pesawat setelah menyelam dan tidak mengalami apa-apa,
berarti tubuh anda sudah bebas nitrogen. Anda tidak mungkin mengalami
dekompresi lebih dari 48 jam setelah anda turun dari pesawat setelah
trip menyelam. Perlu diketahui bahwa, banyak sekali kondisi medis lain
yang mirip dengan gejala dekompresi, gunakan logika dalam
meng-identifikasi kelainan medis, jika perlu berkonsultasilah dengan
ahli medis.
Dekompresi dapat dihindari dengan selalu menaati standard prosedur yang tertuang pada Recreational Dive Planner (RDP) atau dive computer, anda akan mempelajari hal tersebut pada training selam anda. Naik ke permukaan secara perlahan-lahan sehabis menyelam dengan kecepatan 18 meter dalam 1 menit. Semua bahaya Scuba diving dapat dihindari hanya dengan hal yang sangat mudah.
Jika dekompresi tidak dapat dihindari dan terjadi pada
penyelam, berilah oksigen murni (100%) pada penyelam yang menunjukan
gejala dekompresi sehabis menyelam, hubungi Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas Hyperbarik (Recompression Chamber). Segera evakuasi korban
ke fasilitas hyperbarik terdekat. Gejala-gejala Dekompresi tidak akan
membaik sampai si korban mendapatkan terapi hiperbarik.
Didalam Recompression chamber (Hyperbarik), si pasien akan
dimasukan kedalam tabung besar, dimana tekanan udara akan ditingkatkan
kembali seperti sewaktu kita menyelam. Dengan demikian buih-buih
nitrogen yang menyumbat didalam aliran darah akan kembali melarut
didalam darah, dan di netralisir secara alamiah oleh tubuh melalui
proses pernafasan.
Sumber: http://www.bubblemakerscuba.com/documents/artikel_dekompresi_100.html